Apalah…

Malam itu ku hirup sepat wangi bunga dari hutan… Dua kenangan yang kembali menjelma, peri kayu dan lebah madu. Wanita yang riwayatnya ditinggalkan di gubuk itu memintaku untuk menemuinya, ia bicara seolah punya tong kosong untuk diserahkan. Memang tak dapat dipungkiri, kemarin sekali aku bicara sendirian tidak ada hal lain yang dapat ku ceritakan untuk membuat seseorang lebih tahu kecuali ku sematkan pada tong yang serupa untuk beberapa waktu kemudian.. Rupanya wanita itu mendengar dengan penuh perhatian. Aku yakin sekali tak ada siapa pun hari itu entah dari sisi mana ia tahu, ia ingin aku menerima sebagian yang ia tangani. Tapi dengan apa dia bisa tahu?? Kecuali dia adalah orang yang pernah datang ke tempat yang sama yang pernah aku kunjungi. Aku telah seperti sesuatu yang benar-benar butuh dikasihani.

Tinggalkan komentar